Wednesday, April 16, 2014

“PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110”

“PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110”






Dosen Pengampu : H. Izzat Saleh Jaelani, MA.
Nama Kelompok 3

v AGUS SALIM                       : 2715101324
v ARNI YUSNITA                            : 2715106589
v ELISA LIDYASARI             : 2715106573
v MELATI                                : 2715106580
v SEPTIKA NISTIANDARA  : 2715106579



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012


KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis. Shalawat beriring salam senantiasa terucap kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang tidak terlupakan jasa dan pengorbanannya hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110”
. Makalah yang sederhana ini, penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, di Universitas Negeri Jakarta.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dalam menyelesaikan makalah ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak H. Izzat Saleh Jaelani, MA.
Akhirnya penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang terdapat di dalam penulisan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Semoga makalah ini menjadi khazanah pengetahuan bagi teman-teman serta bermanfaat.

Jakarta,21 Maret 2012


       Tim Penyusun


DAFTAR ISI


          2.1 Penjelasan Surat Al-Kahfi...............................................................3
          2.2 Pokok-Pokok Isi..............................................................................3
          2.3 Terjemahan Surat Al-Kahfi Ayat 107-110......................................4
               2.3.1 Penjelasan Ayat 107 dan 108..................................................5
              2.3.2 Penjelasan Ayat 109................................................................6
              2.3.3 Penjelasan ayat 110.................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadanya.107-110 . di jelaskan lagi bahwa bagi orang-orang yang senantiasa beramal saleh akan mendapatkan surga Firdaus dan juga menjelaskan luasnya ilmu ALLAH SWT yang tidak terhingga.
Turunnya ayat ini sangatlah berdampak  positif pada umat islam pada khususnya mereka orang-orang yang beramal saleh. Mereka dijanjikan oleh Allah Suga Firdaus.
Allah SWT menceritakan tentang hamba-hamban-NYA yang senang dan bahagia, yatu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Para Rasul-NYA serta membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasulnya, bahwa mereka akan mendapatkan Surga firdaus. Mujahid berkata : Al Firdaus berarti kebun menurut bahasa Romawi. Sedangkan Kaab, A-suddi dan adh-Dhahak mengatakan: Yaitu kebun yang di dalamnya terdapat pohon Anggur.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yaitu:
1.      Bagaimana kita dapat masuk surga firdaus?
2.      Apa balasan bagi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-NYA?
3.      Diperuntukkan untuk siapa surga Firdaus Itu?
4.      Apakah air laut akan habis jika untuk menulis kalimat-kalimat Allah?
5.      Apa yang arus kita kerjakan untuk bisa berjumpa dengan Allah?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bahwa 4 ayat yang terakhir ini dar surat Al kahfi sangatlah penting bagi kita,bagaimana kita kan terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah serta mencari ilmu dengan sungguh-sungguh agar cita-cita tercapai dan juga bertujuan memberitahu pada halayak ramai untuk dapat mengamalkan ataupun menghayati ayat-ayat tersebut yang nantinya kita dapat hidup dengan tenang dengan wawasan yang luas.

1.4 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam peulisan makalah ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas meliputi: Penjelasan Surat Al-kahfi, pokok-pokok isi yang terkandung, terjemahan surat al-kahfi ayat 107-110 serta penjelasan atau tafsirnya.

1.5 Kegunaan Hasil Penulisan

Dengan adanya bahasan tentang penjelasan Surat Al kahfi ayat 107-110 kita dapat mengambil hikmahnya yaitu dengan senantiasa beriman dan berbuat amal saleh di dunia ini atau di dalam kehidupan ini dan juga menuntut ilmu dengan tiada henti karena ilmu Allah sangatlah luas bahkan sampai tak terhingga.

1.6 Metodologi Penulisan

Dalam penyusunan makalah yang berjudul“PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110” penulis menggunakan metode kajian pustaka yaitu dengan cara membaca, menelaah, dan mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul ini serta mengambil referensi dari situs-situs di internet, sebagai bahan pembuatan makalah ini.


BAB II

                                                    PEMBAHASAN                     

2.1. Penjelasan Surat Al-Kahfi
Surah Al-Kahf (bahasa Arab:الكهفal-Kahf, "Gua") disebut juga Ashabul Kahf adalah surah ke-18 dalam Al-Qur'an[1]. Surah ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al-Kahf dan Ashabul Kahf yang artinya Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surah ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Terdapat beberapa hadits Rasulullah SAW yang menyatakan keutamaan membaca surah ini.
2.2. Pokok-pokok isi
1.    Keimanan: Kekuasaan Allah SWT untuk memberi kemampuan bertahan hidup pada manusia melebihi normal: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah sangatlah luas, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak akan sanggup untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2.     Hukum-Hukum: Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; izin merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3.     Kisah-Kisah: Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa AS dengan Khidhr AS; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4.     Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara[2].

2.3 Terjemahan Surat Al-kahfi Ayat 107-110



Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal(QS:18:107)[3]





Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(QS:18:109)




Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".(QS:18:110)  
2.3.1 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 107-108
إِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً ﴿۱۰۷ خَـٰلِدِيْنَ فِيْهاَ لاَ يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلاً ﴿۱۰۸
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal”.(QS.18:107).”Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya”.(QS.18:108). 
Bahwasannya Allah SWT menceritakan tentang hamba-hamban-NYA yang senang dan bahagia, yatu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Para Rasul-NYA serta membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasulnya, bahwa mereka akan mendapatkan Surga firdaus. Mujahid berkata : Al Firdaus berarti kebun menurut bahasa Romawi. Sedangkan Kaab, A-suddi dan adh-Dhahak mengatakan: Yaitu kebun yang di dalamnya terdapat pohon Anggur.” Dan dalam kitab ash-shahihain disebutkan, Rasulullah SAW bersabda:


“Jika kalian memohon surga kepada Allah, maka mintalah kepada-NYA Surga Firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tngah sekaligus Surga paling tinggi, dan darinya sungai-sungai surga mengalir.”(HR. Al bukhori dan Muslim)[4].
            Dijelaskan juga dalam tafsir Al-Azhar bahwa kita bertemu dua sejoli hidup Mu’min yaitu beriman dan beramal sholeh. Iman kepercayaan dalam hati, amal sholeh adalah bekas yang wajar dari iman. Dia dapati umpamakan dengan gabungan dua kata menjadi satu, yaitu kebudayaan. Yang berasal daripada budi yang terletak dalam sikap jiwa dan daya yang terletak pada kegiatan hidup. Dan sama juga dengan budi pekerti. Budi di nyawa pekerti di sikap hidup, tidak mungkin amal saja, padahal tidak bersuber dari niat hati yang ikhlas. Dan ikhlas tidak ada kalau tidak dari iman. Maka tempat yang di sediakan oleh Allah buat hambaNYA yang beriman dan beramal shalih ialah Surga Firdaus[5].
            Firman-NYA: نُزُلاً, artinya tempat tinggal, Firman-NYA خَـٰلِدِيْنَ فِيْهاَ mereka kekal di dalamnya ,” yaitu akan tinggal di sana untuk selamanya da tidak akan disingkirkan darinya, untu selamanya. لاَ يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلاً”mereka tidak ingin berpindah darinya.”maksudnya, mereka tidak akan memilih yang lain selain darinya dan tidak akan mencintai yang lainnya. Sebagaimana yang di ungkapkan seorang penyair:
Hati telah terpikat, aku tidak terarik pada yang lainnya, dan tidak pula cintaku padanya berubah[6].
Dalam firman Allah “mereka tidak ingin berpindah darinya,” terdapat petunjuk yang mengisyaratkan keinginan dan kecintaan mereka terhadapnya, padahal ia merasa ragu, bukankah orang yang tetap tinggal disatu tempat itu akan menemukan kejenuhan atau merasa bosan? Kemudian dia memberitahukan bahwa dengan keabadian dan kekekalan tersebut mereka tidak akan mempunyai keinginan untuk berpindah darinya(surga Firdaus) dan tidak pula hendak mencari ganti serta ingin meninggalkannya.
2.3.2 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 109
قُل لَّوْكَانَ ﭐلْبَحْرُ مِدَادًالِّكَلِمَاتِ رَبِّى لَنَفِدَ ﭐلبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنَفَدَ كَلِمَـٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بَمِثْلِهِ مَدَادًا ﴿۱۰۹
Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.(QS.18:109)
Allah SWT berfirman, katakanlah hai Muhammad, seandainya air laut itu dijadikan tinta pena untuk digunakan menulis kalimat-kalimat allah SWT, hukum-hukum-NYA, ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan-NYA, niscaya akan habis air laut itu sebelum penulisan semua itu selesai وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًmeskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula,”yakni sepeti laut yang lain, lalu yang lain lagi, dan seterusnya dan kemudian dipergunakan untuk menulis semua itu, niscaya kalimat-kalimat Allah Ta’ala itu tidak akan selesai(habis) ditulis. Sebagaimana Allah Berfirman berikut ini:
)وَلَوْ أَنَّمَا فِي الأرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Luqman:27)[7].
2.3.3 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 110
قُلْ إِنَّمَآ أَنَاْ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحَىٰۤ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ ۤ أَحَدَا﴿۱10﴾
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS.18:110) 
قُلْ ”katakanlah,”kepada orang-orang musyrik yang mendustakan keRasulanmu: إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia sepertimu.” Barang siapa yang menganggap diriku ini seorang pendusta, maka hendaklah ia mendatangkan seperti apa yang telah aku bawa. Sesungguhnyaaku tidak mengetahui yang ghaib mengenai hal-hal terdahulu yang aku sampaikan kepada kalian, yakni tentang Ash-haabul Kahfiyang kalian tanyakan kepadku, juga berita tentang Zulqarnain yang memang sesuai dengan kenyataan. Hal itu tidak akan terjadi, jika Allah SWT tidak memperlihatkannya kepadaku. Sesungguhnya akau beritahukan kepada kalian: أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ  “bahwa sesungguhnya Tuhan mu itu” yang aku serukan untuk menyembahNYA.adalah Tuhan yang Esa yang tiada sekutu bagi-NYA.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ  “barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-Nya, “Yaitu ,pahala dan Balasn-Nya yang baik” فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh,yaitu sesuai dengan syari’at Allah. وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا  “dan janganlah ia menyukutukan seorang pundalam beribadah kepada Rabb-Nya,”Itulah perbuatan yang dimaksudkan untuk mencari ke ridhaan Allah SWT semata, yang tiada sekutu baginya. Kedua hal tersebut merupakan rukun amal yang maqbul(diterima). Yaitu harus benar-benar tulus karena Allah dan harus sesuai dengan Syariat allah yang telah diajarkan kepada kita semua.
            Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari Thawus, ia menceritakan, ada seseorang yang bertanya :”Ya Rasalullah, sesungguhnya aku bersikap dengan beberapa  sikap, yang kukehendaki hanyalah keridhaan Allah, aku igin agar tempatku diperlihatkan.”maka Rasulullah SAW tidak memberikan jawaban sama sekali sehingga turun ayat ini:
)فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ ۤ أَحَدَا(
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”.
            Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa’id Abi Fadhalah al Anshari, yang Dia termasuk salah seorang  sahabat, ia bercerita, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda :




“Jika Allah telah mengumpulkan orang-orang yang hidup pertama dan orang-orang yang hidup terakhir pada hari yang tidak ada keraguan terjadinya. Lalu ada seorang(malaikat) yang berseru:”barang siapa yang dalam suatu perbuatan yang dilakukannya menyekutukan Allah dengan seseorang, maka hendaklah ia meminta pahalanya kepada selain Allah, karena Allah merupakan rabb yang tidak memerlukan sekutu.”(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
            Imam Ahmad juga meriwayatkan dari abu bakrah, ia bercerita, Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang beramal  karena sum’ah(agar didengar orang lain), maka Allah akan memperlihatkan sum’ahnya dihadapan seluruh makhluk, dan barangsiapa beramal karena riya’,maka Allah akan memperlihatkan riya’nya dihadapan seluruh makhluk”[8].


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Bahwasannya Allah akan membalas orang-orang yang beriman kepada-Nya dan rasul-rasulnya, dengan balasan surga Firdaus yang mana mereka sangatlah senang dan berbahagia.

Dalam ayat ini juga diceritakan bahwa air laut tidak cukup untuk menulis akan ayat-ayat Allah, kalimat-kalimat Allah, hukum-hukum tentang Kekuasaan Allah, oleh karena itu kita semua harus taqwa kepada Allah SWT.

1.2 Saran

Hendaknya bagi setiap orang yang beriman benar-benar taqwa kepada allah jangan sampai kita menyekutukan Allah, karena itu perbuatan dosa yang sangat besar. Itulah saran dari para penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Depag R.I. Al-Qur’an dan Terjemahannya
Hamka. Tafsir al-azhar.Citra Serumpun Padi: Jakarta.2007 M.
Katsir, Ibnu. Tafsir al-Qur’an al-Azhim. Beriut, Dar al-ma’arif.1415H/1994M



 








[3] Depag.RI.Alqur’an Terjemah.hal:304
[4] Ibnu Katsir. Tafsir al-Qur’an al-Azhim. Beriut, Dar al-ma’arif.1415H/1994M.hal:305

[5] Hamka.2007.Tafsir al-Azhar.Citra Serumpun Padi:Jakarta.Hal:274
[6] Ibnu katsir.Ibid.hal:305
[7] Ibnu Katsir.ibid.hal:306
[8] Ibnu Katsir.ibid.hal:308

1 comment:

  1. surat al kahfi ayat 110. itu adalah termasuk surat muhammad. yang sangat jelas artinya.
    mengapa kita tafsirkan lain ?
    yaitu pada "barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya". berarti, manusia bisa berjumpa Tuhan sebelum dia mati. dg beramal sholeh, dan tidak menduakanNya.
    kenapa kalian menafsirkan lain ???

    ReplyDelete