Dosen Pengampu : H.
Izzat Saleh Jaelani, MA.
Nama Kelompok 3
v AGUS SALIM : 2715101324
v ARNI YUSNITA : 2715106589
v ELISA LIDYASARI : 2715106573
v MELATI : 2715106580
v SEPTIKA NISTIANDARA : 2715106579
PENDIDIKAN BAHASA
DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia
dan rahmat-Nya kepada penulis. Shalawat beriring salam senantiasa terucap
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang tidak terlupakan jasa dan pengorbanannya
hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan judul “PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110”
. Makalah yang sederhana ini, penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, di Universitas Negeri Jakarta.
. Makalah yang sederhana ini, penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, di Universitas Negeri Jakarta.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan
berkat dukungan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi
dalam menyelesaikan makalah ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada Bapak H. Izzat Saleh Jaelani, MA.
Akhirnya penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang terdapat di
dalam penulisan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Semoga makalah ini menjadi khazanah pengetahuan bagi teman-teman serta
bermanfaat.
Jakarta,21 Maret 2012
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
2.1
Penjelasan Surat Al-Kahfi...............................................................3
2.2
Pokok-Pokok
Isi..............................................................................3
2.3
Terjemahan Surat Al-Kahfi Ayat 107-110......................................4
2.3.1 Penjelasan Ayat 107 dan
108..................................................5
2.3.2
Penjelasan Ayat
109................................................................6
2.3.3
Penjelasan ayat 110.................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari
cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah
SWT serta ibadah yang ikhlas kepadanya.107-110 . di jelaskan lagi bahwa bagi
orang-orang yang senantiasa beramal saleh akan mendapatkan surga Firdaus dan
juga menjelaskan luasnya ilmu ALLAH SWT yang tidak terhingga.
Turunnya ayat ini sangatlah berdampak positif pada umat islam pada khususnya mereka
orang-orang yang beramal saleh. Mereka dijanjikan oleh Allah Suga Firdaus.
Allah SWT menceritakan tentang
hamba-hamban-NYA yang senang dan bahagia, yatu orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Para Rasul-NYA serta membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasulnya,
bahwa mereka akan mendapatkan Surga firdaus. Mujahid berkata : Al Firdaus
berarti kebun menurut bahasa Romawi. Sedangkan Kaab, A-suddi dan adh-Dhahak
mengatakan: Yaitu kebun yang di dalamnya terdapat pohon Anggur.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis
merumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana kita dapat masuk surga firdaus?
2. Apa balasan bagi orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-NYA?
3. Diperuntukkan untuk siapa surga Firdaus Itu?
4. Apakah air laut akan habis jika untuk menulis
kalimat-kalimat Allah?
5. Apa yang arus kita kerjakan untuk bisa berjumpa
dengan Allah?
1.3
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui bahwa 4 ayat yang terakhir ini dar surat Al kahfi sangatlah penting
bagi kita,bagaimana kita kan terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
serta mencari ilmu dengan sungguh-sungguh agar cita-cita tercapai dan juga
bertujuan memberitahu pada halayak ramai untuk dapat mengamalkan ataupun
menghayati ayat-ayat tersebut yang nantinya kita dapat hidup dengan tenang
dengan wawasan yang luas.
1.4
Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam peulisan makalah
ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas
meliputi: Penjelasan Surat Al-kahfi, pokok-pokok isi yang terkandung,
terjemahan surat al-kahfi ayat 107-110 serta penjelasan atau tafsirnya.
1.5
Kegunaan Hasil Penulisan
Dengan adanya bahasan tentang penjelasan
Surat Al kahfi ayat 107-110 kita dapat mengambil hikmahnya yaitu dengan senantiasa
beriman dan berbuat amal saleh di dunia ini atau di dalam kehidupan ini dan
juga menuntut ilmu dengan tiada henti karena ilmu Allah sangatlah luas bahkan
sampai tak terhingga.
1.6
Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan makalah yang
berjudul“PENJELASAN SURAT AL KAHFI AYAT 107-110” penulis menggunakan metode kajian pustaka yaitu dengan cara membaca,
menelaah, dan mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul ini serta
mengambil referensi dari situs-situs di internet, sebagai bahan pembuatan
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penjelasan Surat Al-Kahfi
Surah Al-Kahf (bahasa Arab:الكهف, al-Kahf, "Gua") disebut juga Ashabul
Kahf adalah surah ke-18 dalam Al-Qur'an[1]. Surah ini terdiri atas 110
ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al-Kahf dan Ashabul Kahf yang artinya
Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam
surah ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang
tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula
beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung
pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Terdapat
beberapa hadits Rasulullah SAW yang menyatakan keutamaan membaca surah ini.
2.2. Pokok-pokok
isi
1. Keimanan: Kekuasaan Allah SWT untuk memberi kemampuan bertahan hidup pada manusia
melebihi normal: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah tidak berubah untuk
selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah sangatlah luas, meliputi segala sesuatu,
sehingga manusia tidak akan sanggup untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari
berbangkit; Al Quran adalah kitab suci
yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2. Hukum-Hukum: Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di
atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah
yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; izin merusak suatu barang untuk
menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3. Kisah-Kisah: Cerita Ashhabul Kahfi; cerita
dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa AS dengan Khidhr AS; cerita
Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4. Dan lain-lain: Beberapa pelajaran yang
dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan
iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang
dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan
beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan
untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara[2].
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".(QS:18:110)
2.3.1 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 107-108
إِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُوْا
الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً ﴿۱۰۷﴾ خَـٰلِدِيْنَ فِيْهاَ لاَ يَبْغُوْنَ عَنْهَا
حِوَلاً ﴿۱۰۸﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal”.(QS.18:107).”Mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya”.(QS.18:108).
“Jika kalian memohon surga kepada Allah, maka
mintalah kepada-NYA Surga Firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tngah
sekaligus Surga paling tinggi, dan darinya sungai-sungai surga mengalir.”(HR.
Al bukhori dan Muslim)[4].
Dijelaskan
juga dalam tafsir Al-Azhar bahwa kita bertemu dua sejoli hidup Mu’min yaitu
beriman dan beramal sholeh. Iman kepercayaan dalam hati, amal sholeh adalah
bekas yang wajar dari iman. Dia dapati umpamakan dengan gabungan dua kata
menjadi satu, yaitu kebudayaan. Yang berasal daripada budi yang terletak dalam
sikap jiwa dan daya yang terletak pada kegiatan hidup. Dan sama juga dengan
budi pekerti. Budi di nyawa pekerti di sikap hidup, tidak mungkin amal saja,
padahal tidak bersuber dari niat hati yang ikhlas. Dan ikhlas tidak ada kalau
tidak dari iman. Maka tempat yang di sediakan oleh Allah buat hambaNYA yang
beriman dan beramal shalih ialah Surga Firdaus[5].
Firman-NYA: نُزُلاً, artinya tempat tinggal,
Firman-NYA خَـٰلِدِيْنَ فِيْهاَ mereka kekal di dalamnya ,” yaitu akan tinggal di sana untuk
selamanya da tidak akan disingkirkan darinya, untu selamanya. لاَ
يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلاً”mereka tidak ingin berpindah
darinya.”maksudnya, mereka tidak akan memilih yang lain selain darinya dan
tidak akan mencintai yang lainnya. Sebagaimana yang di ungkapkan seorang
penyair:
Hati telah terpikat, aku
tidak terarik pada yang lainnya, dan tidak pula cintaku padanya berubah[6].
Dalam firman Allah “mereka tidak ingin berpindah darinya,” terdapat
petunjuk yang mengisyaratkan keinginan dan kecintaan mereka terhadapnya,
padahal ia merasa ragu, bukankah orang yang tetap tinggal disatu tempat itu
akan menemukan kejenuhan atau merasa bosan? Kemudian dia memberitahukan bahwa
dengan keabadian dan kekekalan tersebut mereka tidak akan mempunyai keinginan
untuk berpindah darinya(surga Firdaus) dan tidak pula hendak mencari ganti
serta ingin meninggalkannya.
2.3.2 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 109
قُل لَّوْكَانَ ﭐلْبَحْرُ
مِدَادًالِّكَلِمَاتِ رَبِّى لَنَفِدَ ﭐلبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنَفَدَ كَلِمَـٰتُ
رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بَمِثْلِهِ مَدَادًا ﴿۱۰۹﴾
Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi
tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)”.(QS.18:109)
Allah SWT berfirman,
katakanlah hai Muhammad, seandainya air laut itu dijadikan tinta pena untuk
digunakan menulis kalimat-kalimat allah SWT, hukum-hukum-NYA, ayat-ayat yang
menunjukkan kekuasaan-NYA, niscaya akan habis air laut itu sebelum penulisan
semua itu selesai وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدً”meskipun kami datangkan
tambahan sebanyak itu pula,”yakni sepeti laut yang lain, lalu yang lain lagi,
dan seterusnya dan kemudian dipergunakan untuk menulis semua itu, niscaya
kalimat-kalimat Allah Ta’ala itu tidak akan selesai(habis) ditulis. Sebagaimana
Allah Berfirman berikut ini:
)وَلَوْ أَنَّمَا فِي الأرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَالْبَحْرُ
يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut
(menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya,
niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Luqman:27)[7].
2.3.3 Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 110
قُلْ إِنَّمَآ أَنَاْ بَشَرٌ
مِثْلُكُمْ يُوْحَىٰۤ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ فَمَن كَانَ
يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحًا وَلاَ يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ ۤ أَحَدَا﴿۱10﴾
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".
(QS.18:110)
قُلْ ”katakanlah,”kepada
orang-orang musyrik yang mendustakan keRasulanmu: إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ
مِثْلُكُمْ “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
sepertimu.” Barang siapa yang menganggap diriku ini seorang pendusta, maka
hendaklah ia mendatangkan seperti apa yang telah aku bawa. Sesungguhnyaaku
tidak mengetahui yang ghaib mengenai hal-hal terdahulu yang aku sampaikan
kepada kalian, yakni tentang Ash-haabul Kahfiyang kalian tanyakan kepadku, juga
berita tentang Zulqarnain yang memang sesuai dengan kenyataan. Hal itu tidak
akan terjadi, jika Allah SWT tidak memperlihatkannya kepadaku. Sesungguhnya
akau beritahukan kepada kalian: أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ “bahwa sesungguhnya Tuhan mu itu” yang aku
serukan untuk menyembahNYA.adalah Tuhan yang Esa yang tiada sekutu bagi-NYA.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ “barang siapa yang
mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-Nya, “Yaitu ,pahala dan Balasn-Nya yang
baik” فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا “maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh,”yaitu
sesuai dengan syari’at Allah. وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا “dan janganlah ia
menyukutukan seorang pundalam beribadah kepada Rabb-Nya,”Itulah perbuatan yang
dimaksudkan untuk mencari ke ridhaan Allah SWT semata, yang tiada sekutu
baginya. Kedua hal tersebut merupakan rukun amal yang maqbul(diterima). Yaitu
harus benar-benar tulus karena Allah dan harus sesuai dengan Syariat allah yang
telah diajarkan kepada kita semua.
Ibnu Abi
Hatim telah meriwayatkan dari Thawus, ia menceritakan, ada seseorang yang
bertanya :”Ya Rasalullah, sesungguhnya aku bersikap dengan beberapa sikap, yang kukehendaki hanyalah keridhaan
Allah, aku igin agar tempatku diperlihatkan.”maka Rasulullah SAW tidak
memberikan jawaban sama sekali sehingga turun ayat ini:
)فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِ
فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ ۤ أَحَدَا(
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”.
“Jika Allah telah mengumpulkan orang-orang yang hidup
pertama dan orang-orang yang hidup terakhir pada hari yang tidak ada keraguan
terjadinya. Lalu ada seorang(malaikat) yang berseru:”barang siapa yang dalam
suatu perbuatan yang dilakukannya menyekutukan Allah dengan seseorang, maka
hendaklah ia meminta pahalanya kepada selain Allah, karena Allah merupakan rabb
yang tidak memerlukan sekutu.”(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Barang siapa yang beramal karena sum’ah(agar didengar orang lain), maka
Allah akan memperlihatkan sum’ahnya dihadapan seluruh makhluk, dan barangsiapa
beramal karena riya’,maka Allah akan memperlihatkan riya’nya dihadapan seluruh
makhluk”[8].
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Bahwasannya Allah akan membalas
orang-orang yang beriman kepada-Nya dan rasul-rasulnya, dengan balasan surga
Firdaus yang mana mereka sangatlah senang dan berbahagia.
Dalam ayat ini juga diceritakan
bahwa air laut tidak cukup untuk menulis akan ayat-ayat Allah, kalimat-kalimat
Allah, hukum-hukum tentang Kekuasaan Allah, oleh karena itu kita semua harus
taqwa kepada Allah SWT.
1.2 Saran
Hendaknya bagi setiap
orang yang beriman benar-benar taqwa kepada allah jangan sampai kita
menyekutukan Allah, karena itu perbuatan dosa yang sangat besar. Itulah saran
dari para penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Depag R.I. Al-Qur’an dan Terjemahannya
Hamka. Tafsir al-azhar.Citra Serumpun Padi:
Jakarta.2007 M.
Katsir, Ibnu. Tafsir al-Qur’an al-Azhim. Beriut,
Dar al-ma’arif.1415H/1994M
surat al kahfi ayat 110. itu adalah termasuk surat muhammad. yang sangat jelas artinya.
ReplyDeletemengapa kita tafsirkan lain ?
yaitu pada "barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya". berarti, manusia bisa berjumpa Tuhan sebelum dia mati. dg beramal sholeh, dan tidak menduakanNya.
kenapa kalian menafsirkan lain ???